Sejarah Aceh Besar

                        
Pada waktu Aceh masih sebagai
sebuah kerajaan, yang dimaksud
dengan Aceh atau Kerajaan Aceh
adalah wilayah yang sekarang dikenal
dengan nama Kabupaten Aceh Besar
ditambah dengan beberapa kenegerian/
daerah yang telah menjadi bagian dari
Kabupaten Pidie . Selain itu, juga
termasuk Pulau Weh (sekarang telah
menjadi pemerintah kota Sabang),
sebagian wilayah pemerintah kota
Banda Aceh , dan beberapa kenegerian/
daerah dari wilayah Kabupaten Aceh
Barat . Aceh Besar dalam istilah Aceh
disebut Aceh Rayeuk . Penyebutan
Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang
sebenarnya karena daerah inilah yang
pada mulanya menjadi inti Kerajaan
Aceh dan juga karena di situlah terletak
ibukota kerjaaan yang bernama Bandar
Aceh atau Bandar Aceh Darussalam.
Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga
yang menamakan dengan sebutan Aceh
Lhee Sagoe ( Aceh Tiga Sagi ). [3]
Saat ini Aceh Besar merupakan sebuah
kabupaten yang terdapat di dalam
wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, dengan ibukotanya Kota
Jantho . Namun, di Kota Jantho hanya
terdapat kompleks perumahan dan
kantor-kantor pemerintahan, tidak ada
losmen ataupun hotel. Kota Jantho
dihubungkan dengan labi-labi dengan
jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km
menuju Saree, dan 12 km menuju jalan
utama Banda Aceh - Medan. Kira-kira
12 km dari Kota Jantho ini terdapat air
terjun. [3]
sejarah aceh besar.
Sebelum dikeluarkannya Undang-
Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956,
Kabupaten Aceh Besar merupakan
daerah yang terdiri dari tiga kawedanan,
yaitu:
1. Kawedanan Seulimum
2. Kawedanan Lhoknga
3. Kawedanan Sabang
Akhirnya dengan perjuangan yang
panjang Kabupaten Aceh besar
disahkan menjadi daerah otonom
melalui Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada
waktu itu adalah Banda Aceh dan juga
merupakan wilayah hukum Kotamadya
Banda Aceh .
Sehubungan dengan tuntutan dan
perkembangan daerah yang semakin
maju dan berwawasan luas, Kota Banda
Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang
efisien lagi, baik untuk masa kini
maupun untuk masa yang akan datang.
Usaha pemindahan ibu kota tersebut
dari Kota Banda Aceh mulai dirintis
sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih
Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25
km dari Kota Banda Aceh. Usaha
pemindahan tersebut belum berhasil
dan belum dapat dilaksanakan
sebagaimana diharapkan.
Kemudian pada tahun 1976 usaha
perintisan pemindahan ibu kota untuk
kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi
dengan memilih lokasi yang lain yaitu di
Kecamatan Seulimeum tepatnya di
kemukiman Janthoi yang jaraknya
sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.
Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil
dengan ditandai dengan keluarnya
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 1976
tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten
Daerah Tingkat II Aceh Besar dari
wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di
Kecamatan Seulimeum, Wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh
Besar, berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh tim Departemen
Dalam Negeri Republik Indonesia dan
Pemerintah Daerah yang bekerjasama
dengan Konsultan PT. Markam Jaya
yang ditinjau dari segala aspek dapat
disimpulkan bahwa yang dianggap
memenuhi syarat sebagai ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh
Besar adalah Kemukiman Janthoi
dengan nama Kota Jantho .
Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai
ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II
Aceh Besar yang baru, maka secara
bertahap pemindahan ibukota terus
dimulai, dan akhirnya secara serentak
seluruh aktivitas perkantoran resmi
dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota
Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983,
dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak
Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak
Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei
1984. [4]

0 komentar: