Peringatan Tsunami, Warga Aceh Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Bendera Merah putih setengah tiang di Lambung, Banda Aceh. (Salman M/Okezone)Bendera Merah putih setengah tiang di Lambung, Banda Aceh. (Salman M/Okezone)









BANDA ACEH - Mengenang sembilan tahun tsunami, warga desa pesisir di Banda Aceh mengibarkan bendera merah putih setengah tiang. Aksi ini sebagai belasungkawa atas peristiwa yang meluluhlantakkan sebagian besar pesisir Aceh dan merenggut lebih 160 ribu nyawa.

Pantauan Okezone di Gampong (Desa) Lambung, Kecamatan Meuraxa, bendera setengah tiang berkibar di rumah-rumah warga, Kantor Desa, Gedung Penyelamatan Tsunami, dan sepanjang jalan-jalan desa. Aksi berkabung ini akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

"Pengibaran bendera setengah tiang ini kesadaran kami sendiri, tidak ada intruksi dari wali kota atau gubernur. Kami melakukannya sejak tahun pertama setelah tsunami. Tsunami itu peristiwa besar yang harus kita kenang," kata Tuha Puet atau tetua Gampong Lambung, Yubahar zaini (69), kepada Okezone, Rabu (25/12/2013).

Selain pengibaran bendera, warga menggelar berbagai kegiatan untuk mengenang bencana dahsyat pada 26 Desember 2004. Besok, warga akan menggelar doa bersama di berbagai lokasi di Aceh.

Sejumlah warga desa hari ini mulai sibuk gotong royong mempersiapkan tempat untuk ritual doa dan kenduri anak yatim, sebagaimana tradisi tahunan masyarakat Aceh dalam mengenang kematian keluarga atau saudaranya.

Seperti terlihat di Gampong Punge Jurong. Warga kini sibuk mendirikan tratak untuk jamaah doa bersama di lokasi objek wisata tsunami PLTD Apung. "Besok pagi semua masyarakat kita akan berkumpul di sini untuk mendoakan keluarganya yang terkena tsunami," kata Boy, seorang warga.

Dia berharap sembilan tahun tsunami bukan hanya dikenang oleh warga Aceh, tapi juga harus diperingati secara nasional. Mengingat gempa 9,3 skala richter yang disusul gelombang tsunami bukan hanya terjadi di provinsi itu, namun juga menyapu pesisir Thailand, Malaysia, India, Srilangka bahkan pantai timur Afrika menyebabkan sedikitnya 230.000 jiwa tewas di delapan negara. (kem)

0 komentar: