Geuchik Lambung: Hingga Kini Anak Saya Menangis Mendengar Kata Laut



BANDA ACEH- Tsunami delapan silam menyisakan banyak kisah bagi masyarakat Aceh. Terlebih mereka yang menjadi korban dari musibah besar itu. Seperti yang dialami Zaidi M. Adan, ia kehilangan istri dan satu buah hatinya dalam terjangan air bah 26 Desember 2004 lalu.
Meski sudah berjalan delapan tahun, namun kejadian itu tak mampu dihapus dari ingatan. Ditemui di rumahnya di Lambung, Ulee Lheu Banda Aceh, dia mengaku musibah itu hingga kini masih menyisakan taruma.
"Saya masih ingat sampai sekarang,  musibah itu telah merenggut keluarga saya. Yang tersisa hanya Sifa," kisah lelaki yang kini menjadi Geuchik di Gampong Lambung ini.

Sifa adalah perumpuannya, kini  ia duduk di bangku SMA Kelas dua. Saat tsunami, Sifa duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
"Sama Sifa tidak bisa kita ceriatakan tsunami, dia langsung menangis. Sampai sekarang dia masih trauma," kata Zaidi.
Sepertinya trauma yang dialami Sifa begitu berat, kata Zaidi, anaknya itu bila diajak ke laut saja, matanya langsung basah dan menangis. Sejak itu Zaidi tak lagi berbicara tentang laut dan tsunami kepada putrinya itu.

Zaidi bercerita, saat tsunami dia sedang berlayar di laut, ia tahu air laut pasang, namun ia tak pernah menyangka air laut akan naiki ke darat sedemikian rupa. Apalagi mengira kampungnya juga menjadi sasaran amukan gelombang raya itu.[]

sumber : atjehpost.com


0 komentar: