Aceh Juga Punya Tradisi Pakai “Tato”, Lho!

Banda Aceh– Tato merupakan salah satu dari jenis ukiran tubuh yang dipakai oleh kalangan anak muda dan juga musisi serta seniman. Namun menggunakan  tato masih dipandang miring oleh banyak kalangan. Karena dianggap positif pada masyarakat timur.
Pakai inai. foto : Antara
Pakai inai. foto : Antara
Padahal, bila dilihat dari sisi nilai seni dan budaya. Aceh memiliki budaya menggunakan tato, akan tetapi cara pemakaian dan coraknya serta sebutannya yang berbeda. Bila budaya melukis di tubuj, di Aceh disebut dengan inai.
Di Aceh menggunakan inai di tubuh bukanlah hal yang baru. Setiap ada pesta, pengantin wanita selalu dikenakan inai pada tangan dan juga kaki. Artinya, penggunaan inai sudah menjadi tradisi dan adat istiadat yang wajib digunakan bagi pengantin wanita.
Seiring berjalannya waktu, inai saat ini sudah menjadi trend dikalangan anak muda. Tradisi Boh Gaca(Menggunakan Inai) sudah banyak digemari oleh para remaja dan anak-anak. Tak jarang sekarang terlihat banyak remaja tangan atau kakinya terukir indah oleh inai.
Tradisi inai yang bermetamorfosis menjadi suatu trend ini juga banyak berbeda, seperti halnya dahulu inai dibuat dari daun pacar. Kemudian digiling atau ditumbuk sampai halus, lalu digunakan sesuai dengan ukiran yang diinginkan.
Kendatipun saat ini masih ada yang menggunakan cara tersebut, namun kebanyakan inai dibuat dari bahan khusus yang dapat mempermudah cara pemakaiannya bahkan dapat kering dalam waktu yang relatif singkat serta hasilnya yang memuaskan.
Jika dahulu inai berwarna merah, kini inai juga tersedia dalam warna hitam. Justru inai yang warna hitam lebih disukai oleh para remaja dan anak-anak.
Trend inai ini juga tak terlepas dari ukiran-ukiran indah yang diukir oleh ahlinya. Tersedia banyak ukiran, mulai dari ukiran kreasi, hingga bentuk binatang seperti kalajengkingpun dapat dilukis ditangan manusia.
Haikal, seorang anak berusia 5 tahun kerap menggunakan lukisan kalajengking ditangannya dengan tinda inai. Orang tua Haikal mengatakan, ia acap memakaikan inai kepada anaknya, karena dengan memakai inai, maka ia juga telah ikut melestarikan tradisi yang dimilik Aceh.
“Saya sering memakaikan inai kepada anak saya, karena inai merupakan bagian dari tradisi yang harus kita lestarikan, kalau bukan kita siapa lagi,” ungkap Boni orang tua Haikal beberapa waktu lalu di Aceh Expo Blang Padang Banda Aceh.
Menurutnya, saat ini memakai inai semakin praktis dan mudah serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Hanya dengan sepuluh ribu rupiah, akan mendapatkan ukiran yang cantik dan menarik, bahkan untuk lebih memperindah, anda juga dapat menaburkan serbuk kilau di atasnya .
Walau sekarang menggunakan inai lebih praktis, namun inai yang menggunakan daun pacar memiliki banyak manfaat.  Diantaranya sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan luka, seperti jari yang tertusuk duri, ataupun menyembuhkan sakit kepala, dan menyembuhkan bintil di badan.
Maka tak salah, jika sebaiknya kita lebih melestarikan pemakaian inai yang menggunakan daun pacar, selain menjaga tradisi, inai tradisional ini juga lebih banyak khasiatnya serta  merupakan anjuran dari Rasulullah Saw.[Theacehnews]


0 komentar: